Wednesday, May 11, 2011

Tahapan Membuat Layout

Dalam mengerjakan desain, kebanyakan orang langsung menggunakan software pada komputer. Begitu umumnya cara kerja tersebut, sampai terbentuk persepsi bahwa belajar desain sama dengan belajar komputer. Komputer dan software memang diperlukan dalam mendesain/me-layout, tetapi itu adalah tahapan ke sekian. Adapun proses yang benar dimulai dengan membuat:

1. Konsep Desain
Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab sebelum mendesain layout yang baik:
  • Apa tujuan desain tersebut?
  • Siapa target audience-nya?
  • Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience?
  • Bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut?
  • Di mana, media apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audience?
Jawaban semua pertanyaan di atas adalah konsep dasar secara umum yang harus ada sebagai panduan anda untuk mendesain layout.

2. Media dan Spesifikasinya
Setelah mengerjakan konsep desain, kemudian tentukan media dan spesifikasi yang digunakan:
  • Media apa yang paling cocok. Misalnya flyer, brosur, spanduk dll.
  • Bahan. Misalnya kertas daur ulang, fancy, kain dll.
  • Ukuran
  • Posisi. Misalnya vertikal/portrait atau horisontal/landscape.
  • Kapan, berapa lama dan di mana karya desain tersebut akan diperlihatkan pada target audience.
3. Thumbnails dan Dummy
Berdasarkan spesifikasi media yang dipilih, kita mulai merencanakan pengorganisasian layout dengan membuat thumbnails atau sketsa layout dalam bentuk mini. Sebaiknya dalam mengerjakannya tidak langsung menggunakan komputer, cukup dengan pensil dan kertas dulu.
Thumbnails berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen layout, termasuk juga urutan dan pengaturan halaman untuk karya desain publikasi yang lebih kompleks, seperti buku atau majalah.
Untuk mengantisipasi kesalahan cetak, dibutuhkan alat bantu yang murah dan sederhana yaitu dummy atau mock-up. Dummy adalah contoh jadi suatu desain, sehingga kita dapat melihat bagaimana kira-kira bentuk karya desain tersebut nantinya.

4. Desktop Publishing
Setelah semua panduan dan tahapan sudah lengkap, baru menggunakan sooftware di komputer untuk memulai eksekusi desain.
Program desktop publishing yang bisa digunakan antara lain seperti InDesign, PageMaker, Photoshop, Freehand, Illustrator, CorelDraw dll.
Photoshop paling ideal untuk mengedit image yang berbasis bitmap, untuk membuat image, lebih mudah menggunakan program seperti FreeHand, Illustrator dan CorelDraw, program-program tersebut cocok untuk membuat desain logo, flyer, brosur dll. InDesign dan PageMaker cocok untuk membuat desain dengan banyak halaman, seperti buku, majalah, koran dll.
Dengan mengenal dan menguasai berbagai software tersebut di atas akan sangat membantu kita dalam mengerjakan sebuah karya desain, misalnya untuk membuat majalah dengan banyak foto/image, kita tidak dapat hanya mengandalkan semuanya pada InDesign saja. Karena InDesign diperuntukkan untuk melayout halaman-halaman publikasi, namun tidak untuk mengedit foto atau membuat image yang akan digunakan. Artinya kita perlu beberapa software berbeda untuk sebuah pekerjaan desain.
Setelah selesai tahapan ini, perlu dilakukan cek ulang, untuk mengantisipasi kesalahan, kemudian menyiapkan file untuk dicetak, diantaranya pengaturan warna, mengumpulkan font yang akan dipakai, memberikan penanda pada bagian-bagian desain yang akan dipotong atau dilipat nantinya.

5. Percetakan
Pada tahap ini desainer menentukan teknik cetak apakah yang cocok untuk mencetak karya desainnya. Saat ini ada 5 macam teknik cetak yang umum digunakan, yaitu: Offset, Cetak Tinggi, Rotogravure, Sablon dan Digital.
Untuk mendapatkan hasil cetak yang optimal, diperlukan kerja sama yang baik antara pihak desainer dan percetakan.

Sumber: Surianto Rustan, S.Sn, Lay Out dasar & penerapannya, Gramedia, 2009; Howard Bear, Jacci, Quick Tips in Desktop Publishing, About.com

0 comments:

Post a Comment